Makassar |Gempar-news – Dugaan pungutan liar dengan dalih sumbangan masjid hingga penjualan LKS di SMA 15 Makassar nampaknya menjadi pemandangan yang biasa bagi siswa dan orang tua siswa, Rabu (07/12/2022).
Selain sumbangan masjid yang di target puluhan juta rupiah dan penjualan LKS, ada dua kegiatan sekolah yang merogoh kantong celana orang tua siswa, yakni pembayaran pengaturan nilai dan pembayaran uang Lab.
Salah satu narasumber yang merupakan orang tua siswa, kepada media ini mengatakan pembayaran yang paling parah adalah pembayaran 3S ( Sedekah Seribu Sehari ) setiap hari membayar dengan alasan itu utang masjid.
” Itu iuran 3S yang paling parah, setiap hari membayar katanya itu utang masjid, baru masjid begitu terus tidak adaji perubahannya,”katanya.
Menurutnya, kalau tidak dibayar setiap hari maka besok dia berutang lagi, padahal katanya seikhlasnya ji. Tapi, semua siswa hampir setiap hari membayar, dia bilang utang masjid katanya belum lunas.
” Itu yang bilang langsung sumbangan masjid namanya pak Arafah guru agama, siswa dibebankan setiap hari dan harus bayar katanya utang masjid,” terangnya.
Selain itu, dirinya juga mengeluhkan pembayaran Uang Lab pembayaran pembelian nilai dan LKS, dirinya menjelaskan siswa sudah tidak remedial karena guru jual nilai.
” Yang jual nilai namanya ibu Asma, satu nilai Rp10 ribu, itu ketua kelasnya anakku yang bilang siapa mau beli nilai harganya Rp10 ribu satu nilai,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 15 Makassar Bunyamin yang di konfirmasi mengatakan, itu sumber kita wawancara atau dari mana, karena Itu persoalannya saya dapat di status facebook.
” Jadi apa yang kita katakan itu di status Facebook, dan saya sudah cerita banyak dengan yang punya status itu,” sangkalnya.
Dipertanyakan masalah uang Lab dirinya menjawab kalau itu yang masuk lab hanyalah penuntun yang disuruh anak-anak, gurunya hanya membuatkan.
” Foto copy tersebut di koordinir oleh kelasnya, temannya sendiri yang suruh foto copy jadi 27 lembar plus jilid di hargai 20 ribu,” terangnya
Sementara itu menurutnya 3S itu adalah Sedekah Seribu Sehari dan itu sudah ada sebelum saya ada disini. Hasilnya sedekah itu di pakai membiayai kerusakan masjid.
” Hasilnya sedekah itu di pakai membiayai kerusakan masjid, patokan puluhan juta mungkin itu biaya masjid yang mau di bayar dengan target Rp12 juta,” jelasnya
Terkait pembayaran Rp10 ribu persatu nilai dirinya menjawab akan menginvestigasi dulu karena itu belum jelas.
” Kasi kesempatan dulu untuk tanya ke guru-gurunya, untuk menyelesaikan persoalan ini dan saya sudah tau itu orangnya ASN, ” akunya.
Selain itu yang menjadi sorotan media terkait pembayaran LKS menurut Bunyamin, kalau ada yang menjual seperti itu berarti kita kecolongan.
” Dirapat tersebut kita sering sampaikan berulang-ulang, kalau ada penjual LKS mungkin guru yang ketemu di luar, seharusnya itu LKS di buat sendiri oleh guru, ” tutupnya.
Kumbanews