Makassar, Gempar-news |Tim investigasi Lsm Gempar Indonesia kembali mendatangi Sekolah SD Inpres Tamalanrea 4 kota Makassar untuk bertemu kepala sekolah H.J.RUSMIN,S.Pd.,MM. dan bendahara MUH.NAJIB.Tapi tak berada di tempat. Selasa 16 agustus 2022.
Tim Investigasi LSM Gempar mencoba bertanya di salah satu guru yang tak ingin disebut namanya mengatakan keluh kesah apa yang selama ini menjadi keluhan terhadap beberapa guru yang ada di UPT SDI Tamalanrea 4.
“kepala sekolah ini sudah banyak melanggar aturan Walikota Makassar, salah satunya. Sudah di larang pembelian buku LKS di setiap sekolah , tapi di UPT SDI Tamalanrea lV ini membeli buku LKS melalui dana Bos diduga ada persen di setiap pembelian buku tersebut” ujar guru yang tak ingin disebut namanya
Tak hanya itu, guru ini juga menyampaikan bahwa kepala sekolah yang tidak transparan di setiap kegiatan Rencana Kerja Sekolah (RKS) bahkan soal anggaran Covid-19 tahun 2020-2021 melalui dana Bos yang tidak transparan.
Dan hironisnya lagi kepala UPT SDI Tamalanrea lV H.J.RUSMIN,S.Pd.,MM. Melarang salah satu guru kontrak yang sekarang disebut Laskar Pelangi yang guru ini juga sudah mengabdi lama dan sudah memiliki SK Walikota Makassar selama 6 tahun mulai dari 2016 sampai sekarang kepala sekolah ini tidak menghormati SK Walikota. Ucap guru yang tak ingin disebut namanya.
Sehubungan hal tersebut Ketua LSM Gempar Indonesia Sahabuddin Umar menanggapi persoalan yang terjadi di UPT SDI Tamalanrea 4 meminta Walikota Makassar untuk mencabut Surat Keputusan (SK) H.J.RUSMIN,S.Pd.,MM sebagai Kepala Sekolah di Sd Inpres Tamalanrea 4.
Sahabuddin Umar Juga akan melaporkan anggaran Dana Bos yang diduga tidak transparan di lakukan kepala UPT SDITamalanrea 4 makassar.
Ketua LSM Gempar Juga meminta kepada pihak Dinas Pendidikan kota Makassar agar menindak tegas kepala UPT SDI Tamalanrea 4 yang tidak transparan, agar peristiwa ini tidak akan terulang kembali. pungkas Sahabuddin Umar
Sementara itu kami mencoba melakukan konfirmasi kepada kepala UPT SDI Tamalanrea 4, namun beliau tak berada di tempat, kami juga mencoba meminta nomor kontak beliau kepada guru yang ada di sekolah enggan memberikan. Hingga berita ini di terbitkan kami belum bisa mendapatkan konfirmasi kepada beliau.